Pangarip - arip (still miss you)  

Celoteh Herlina

Aku masih mengingat
Indah pagi di tepian Pangarip – arip
Ngerinya jurang tak tampak di sana
Diantara dingin udara
Ada semilir hangat menelusup
Relung hati

Ribuan lampu tawangmangu menyala
Kota di kejauhan
Serasa peradaban begitu berjarak

Lembah jejurangan
Menampang lapang
Hijau, penuh sesak tetumbuhan

Aku dan kamu
Kita begitu kecilnya, kawan

Langkahku, langkahmu
Langkah kita, kawan
Seiring pergeseran waktu
Berpacu menuju puncak

Mentari samar muncul
Memberi bayangan Lawu
Diantara awan
Yang berupa kabut penuh,
Pun yang bergerombol unik

Aku bahagia,
Semua cintaku
Dalam waktu yang bersamaan
Memenuhi relung hatiku
Hingga terengah-engah aku menunjukkan
Bahagiaku

Andai aku sekuat penduduk yang berpapasan dengan kita,
Setiap pagi mereka berjalan
Turun naik
Mencari tumbuhan
Tuk lanjutkan kehidupan
Ketika kita masih setengah terlelap
Langkah kaki mereka
Telah berderap penuh yakin
Bahkan si upik pun
Terjaga di gendongan ayahnya

Dingin sudah tak lagi menelusup
Kita tak lagi melangkah
Tapi pagi di pangarip – arip
Masih selalu segar

Akan selalu segar.

This entry was posted on 3:53 PM . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 comments