Jika Engkau Laut  

Celoteh Herlina

Aku rindu laut,
Seperti sungai yang bermuara ke laut,
Seperti itu pula aku merindukan laut
Rasanya telah berabad aku tak bersua dengannya
Pantai, sering kukunjungi, tapi pantai adalah tepian
Daerah perbatasan, wilayah antara
Bukan laut yang semerbak misteri dan agung
Yang menyapu hati dengan segala aroma kesejukannya
Laut, aku merindukanmu
Layaknya sungai rindu muara.
Aku ingin hilang melebur
Hingga tak ada lagi air mata dan senyum
Cinta dan benci
Hanya ada laut, segala cinta, segala harap, segala tangis, segala nasib
Bermuara, pulang ke tujuan

Rinduku, laut..
Biar aku menjelma ikan-ikan kecil, plankton, rumput laut
Pasirmu, birumu, anginmu
Apapun…, asalkan denganmu
Asal menemukanmu.

Laut…
Segalaku inginkan engkau
Semua yang ada padaku rindukan dirimu

Torehan ini karena sesuatu yang berdiam di hati, keluar lewat laku, melompat dari ucap, tercermin dari pandangan. Namun sayang, dia terkadang kecil menjadi besar, semakin besar, lalu mengecil lagi, fluktuatif, bahkan kadang hilang. sesuatu hal langka yang bagiku sangatlah berharga karena sulit meperolehnya, lebih sulit lagi menjaganya.

Februari yang basah  

Celoteh Herlina

Februari yang basah,
Musim menggeliat, tak karuan menghantam
Padi mati muda,
Memendekkan jalur luka, mempercepat derita

Halaman istana becek,
Dan turis-turis batal bertandang.
Negara merugi, burung besi tak bisa terbang

Ibu kota, ibu desa, ibu negara
Semua berenang, kebanjiran.
Air keruh, coba basuh wajah bangsa ini
meluahkan apa-apa yang sembunyi
menunjukkan saluran yang mampet

naikkan Jakarta ke atas bahtera Nuh
jangan lupakan ngawi, ponorogo, mojokerto…
lalu berlayar lintasi februari
februari yang basah dan resah

februari yang basah oleh cinta
yang basah oleh hujan
juga basah oleh darah, benci dan dendam
di timur sana
kursi-kursi menjadi tuhan
seorang presiden ditembak, hakim dibom
kaca-kaca bertaburan, menusuk luka juga benci
lalu tumbuh subur
lebih subur dari kedelai yang kian melambung

februari yang penuh coklat dan permen,
manisku…, lupakan cinta
aku mau sekotak tempe berbentuk hati
jangan lupa
kuburkan mereka di makam pahlawan
agar kita ingat, dulu di negeri ini
banyak petani.

My awckward february
I love you.